Detail Buku
ISBN
:
978-602-1306-07-9


Katalogisasi
:
-


Bahasa
:
Indonesia


Pengarang
:
Ayi Jufridar


Judul
:
693 Km, Jejak Gerilya Sudirman


Deskripsi
:
312 hlm


Abstrak
:

Buku ini adalah novelisasi jejak sejarah Panglima Besar Jenderal Sudirman ketika ia bersama pasukannya bergerilya sepanjang 693 km selama 7 bulan untuk menyerang pos-pos pertahanan Belanda. Setting Novel ini dimulai di lapangan Andir - Bandung  ketika Jenderal Spoor yang pada tanggal 18 Desember 1948 memulai operasi yang diberi nama Operasi Burung Gagak dengan target merebut kembali Yogyakarta (Ibukota Republik Indonesia saat itu), menghancurkan Tentara Nasional Indonesia yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam satu pukulan, serta  menangkap Sukarno berserta pengikut-pengikutnya.

Menghadapi serangan dari Belanda, Sudirman tidak menyerah begitu saja, walau dalam keadaan sakit dan baru saja pulang dari Panti Rapih ia memilih untuk terjun langsung mengangkat senjata. Tekadnya sudah bulat sehingga ketika ia dipanggil ke Gedung Agung oleh Presiden Sukarno ia menyampaikan tekadnya dan berharap Presiden pun ikut bersamanya untuk mengangkat senjata.

"Ini kesempatan untuk mengajak Sukarno dan Bung Hatta mengangkat senjata seperti yang mereka janjikan dulu, pikir Sudirman. Belanda sudah melakukan agresi militer untuk kali kedua. Indonesia harus mempertahankan kemerdekaan juga dengan kekuatan militer"
(hlm.65)

Namun apa yang diharapkan Sudriman tidak menjadi kenyataan. Sudirman kekecewa terhadap pilihan Sukarno-Hatta yang memilih jalan diplomasi padahal sebelumnya Bung Karno pernah berjanji akan memimpin sendiri perang gerilya jika Belanda menyerang, bahkan janji tersebut dituangkan dalam keputusan resmi Dewan Siasat.

Walau Bung Karno dan bung Hatta memilih jalur diplomasi Sudirman tetap memilih untuk berjuang mengangkat senjata dengan cara gerilya walau saat itu kesehataannya belum pulih benar. Masa-masa gerilya Sudriman berserta pasukannya inilah yang menjadi inti kisah dari novel ini. Dengan penuturan yang mudah dibaca dan mengalir penulis melukiskan suka duka, semangat, dan pergolakan batin Jenderal Sudirman saat bergerilya bersama pasukannya yang setia. Perjuangan yang secara fisik dan emosi begitu melelahkan. Sementara ia bergerilya untuk menyerang pos-pos pertahanan Belanda, Jenderal Sudirman dan pasukannya juga harus terus menghindar dari kejaran pasukan Belanda yang terus menerus memburunya.

Di novel ini penulis mendeskripsikan dengan baik bagaimana beratnya perjalanan gerilya Sudirman bersama pasukannya. Salah satu bagian dari kisah perjalanan gerilya Sudirman yang terkenal dan melekat dalam benak kita hingga kini adalah bagaimana Sudirman yang dalam keadaan sakit harus ditandu untuk melanjutkan perjalanan heroiknya. Walaupun hanya duduk di tandu namun hal itu tetaplah merupakan hal yang sulit dan melelahkan baik bagi Sudirman maupun penandunya yang adalah para sukarelawan, penduduk sipil dari desa-desa yang dilalui Sudirman.


Subjek
:
  • Soedirman
  • jenderal sudirman
  • pahlawan
  • perpustakaan nasional


Foto
:

Dokumen
:

Flipbook
: